hari dah bermula,
mentari dah menyilau,
haba dah terada,
bahang dan membina
dari jauh,
mentari adalah kuning telur,
nampak enak dan comel,
dari dekat,
mentari adalah raksasa
pemancar api yang setia,
pengebom hidrogen yang berjaya.
warga empat musim,
mentari adalah aset merantaumu,
warga khatulistiwa,
bisa melihat mentari,
mengamati salji yang putih menyejukkan bumi,
itu kontras dan pilih kasih,
warga adam sahaja yang mahir berbuat demikian.
mentari,
engkau mengajar aku mengerti,
engkau memicit keluar peluhku,
engkau membarakan api marahku
engkau juga penyejuk emaosiku
mentari sinaranmu mengagumkan aku,
bahangmu membahagiakan cintaku,
habamu nafkahku saban hari,
namun mentari,
di mana sinaranmu?
di mana estetika sinaranmu...
haba dan bahangmu semakin menjadi...
membakar dari kulit jauh ke dalam hati...
mentari,
sinaranmu semakin malap,
habamu semakin panas,
bahangmu semakin pedih...
namun,
aku bisa pada bahangmu...
aku bisa pada habamu...
ai tercari - cari...
mana sinarmu mentari...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment